Kamis, 09 Januari 2020

PEMASARAN INDUSTRI INTERNASIONAL



1. Sifat Pasar Internasional

Etnosentris adalah suatu asumsi atau keyakinan negeri asal sendirilah yang lebih unggul. Seseorang dengan orientasi ini melihat persamaan dalam pasar dan percaya bahwa produk dan kebiasaan yang sukses di negeri sendiri yang unggul. Karena itu, harus dipakai di mana-mana. Dalam perusahaan etnosentris, operasi di luar negeri dianggap kurang penting dibandingkan domestik, terutama dilakukan untuk melempar kelebihan produksi domestik. Rencana untuk pasar luar negeri dikembangkan di kantor dalam negeri menggunakan kebijakan dan prosedur yang identik dengan yang dipakai di dalam negeri. Tidak ada riset pemasaran sistematis yang dilakukan di luar negeri, tidak ada modifikasi produk yang cukup mendasar, dan tidak ada perhatian yang sungguh-sungguh pada kebutuhan pelanggan di pasar luar negeri.

Polisentris merupakan kebalikan dari etnosentris, yaitu keyakinan yang didasari bahwa setiap negara unik dan berbeda-beda. Cara untuh meraih sukses di setiap negara adalah harus dapat menyesuaikan diri dengan perbedaan unik dari setiap negara. Dalam tahap polisentris, anak perusahaan didirikan di pasar luar negeri. Setiap anak perusahaan beroperasi secara independen dan menetapkan tujuan dan rencana pemasaran sendiri. Pemasaran diorganisasikan dengan dasar negara per negara dengan setiap negara memuanyai kebijakan pemasaran unik sendiri.

Pada geosentris dan regiosentris, perusahaan memandang wilayah regional dan seluruh dunia sebagai suatu pasar dan mencoba mengembangkan strategi pemasaran terpadu secara regional atau dunia. Inilah yang disebut pandangan dunia yang melihat persamaan dan perbedaan dalam pasar dan negara serta mencoba menciptakan strategi global yang benar-benar respontif pada kebutuhan dan keinginan lokal. Regiosentris merupakan orientasi geosentris yang terbatas pada suatu wilayah regional. Itu artinya manajemen harus memunyai pandangan dunia ke arah wilayah regional, tetapi akan memandang sisa dunia dengan orientasi etnosentris atau polisentris atau kombinasi keduanya. Perusahaan etnosentris melakukan sentralisasi dalam manajemen pemasarannya, perusaha melakukan desentralisasi, sedangkan perusahaan geosentris dan regionsentris mengintegrasikan. 

2. Aspek Hukum Dalam Bisnis Internasional

Bisnis merupakan salah satu pilar penopang dalam upaya mendukung perkembangan ekonomi dan pembangunan. Dalam melakukan bisnis tidak mungkin pelaku bisnis terlepas dari hukum karenahukum sangat berperan mengatur bisnis agar bisnis bisa berjalan dengan lancar,tertib, aman sehingga tidak ada pihak-pihak yang dirugikan akibat adanyakegiatan bisnis tersebut, contoh hukum bisnis adalah undang-undang perlindungan konsumen (UU No. 8 tahun 1999). Dalam undang-undang perlindungan konsumen dalam pasal disebut diaturtentang kewajiban pengusaha mencantumkan lebel halal dan kadaluarsa padasetiap produk yang ia keluarkan. Dengan kewajiban tersebut konsumenterlindungi kesehatannya karena ada jaminan perlindungan jika produk sudahdaluarsa. Begitu juga dengan konsumen umat islam adanya lebel halal akan terjamin dari mengkonsumsi produk haram. Contoh-contoh hukum yang mengaturdibidang bisnis, hukum perusahaan (PT, CV, Firma), kepailitan, pasar modal, penanaman modal PMA/PMDN, kepailitan, likuidasi, merger, akuisisi,

3. Resiko Dalam Bisnis Internasional

Spekulasi valuta asing akan mendapatkan keuntungan besar jika seseorang tepat dalam menebak harga valuta asing. Spekulasi valuta asing akan mendapatkan kerugiaan besar juga jika seseorang salah dalam menebak / memprediksi harga mata uang asing itu.
Berbagi resiko Saat ini industri-industri besar begitu kompetitif sehingga tidak ada perusahaan yang dapat menjamin akan meraih kesuksesan ketika perusahaan memasuki pasar yang baru atau mengembangkan produk baru. Aliansi strategis dapat dipakai untuk mengurangi atau mengendalikan risiko perusahaan tunggal. 

Contoh: Boeing membentuk aliansi strategis dengan beberapa perusahaan Jepang untuk mengurangi risiko finansial dalam pengembangan dan produksi Boeing 777. Riset, desain, dan tes keselamatan model pesawat baru memakan biaya miliaran dolar, yang sebagian besar harus dibelanjakan sebelum perusahaan menentukan seberapa bagus pesawat tersebut akan diterima dengan baik oleh pasar. Walaupun Boeing menikmati kesuksesan sebagai produsen pesawat komersial, perusahaan ini ingin engurangi risiko financial proyek 777. Jadi, perusahaan ini bekerja sama dengan 3 partner Jepang-Fuji, Mitsubishi, dan Kawasaki, yang menyetujui ketiga partner Jepang ini membuat 20% dari pesawat 777. Boeing, sebagai partner pengendali dalam aliansi ini, juga berharap partner-partnernya akan membantu menjual pesawat baru tersebut ke pelanggan di Jepang seperti Japan Air Lines dan All Nippon Airways

4. Strategi Memasuki Pasar Internasional

Ada beberapa pilihan strategi untuk memasuki sebuah pasar host country, yaitu :
  1. Melalui kegiatan ekspor ( exporting ) baik secara langsung maupun  tidak langsung ke host country.
  2. Melalui aliansi strategis ( strategic ailiances ) : lisensi, waralaba, usaha patungan, dan kontrak produksi / manufaktur dengan mitra lokal di host country.
  3. Melalui investasi langsung ( foreign direct investment – FDI ) dalam bentuk pengambilalihan perusahaan ( akuisisi ) yang sudah ada maupun mendirikan anak perusahaan sendiridi host country.


Kesimpulan 
Dalam pasar internasional, terdapat beberapa sifat, yaitu Etnosentris adalah suatu asumsi atau keyakinan negeri asal sendirilah yang lebih unggul, Polisentris merupakan kebalikan dari etnosentris, yaitu keyakinan yang didasari bahwa setiap negara unik dan berbeda-beda, dan geosentris dan regiosentris, perusahaan memandang wilayah regional dan seluruh dunia sebagai suatu pasar dan mencoba mengembangkan strategi pemasaran terpadu secara regional atau dunia. Inilah yang disebut pandangan dunia yang melihat persamaan dan perbedaan dalam pasar dan negara serta mencoba menciptakan strategi global yang benar-benar respontif pada kebutuhan dan keinginan lokal. Regiosentris merupakan orientasi geosentris yang terbatas pada suatu wilayah regional. Itu artinya manajemen harus memunyai pandangan dunia ke arah wilayah regional, tetapi akan memandang sisa dunia dengan orientasi etnosentris atau polisentris atau kombinasi keduanya. 



Daftar Pustaka

Modul 1 Karakteristik Bisnis Internasional Ratih Purbasari, M.S.M
BISNIS INTERNASIONAL Oleh: GATUT L BUDIONO, MEc, MBA, PhD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar