Rabu, 08 Januari 2020

KOMUNIKASI INDUSTRI: PERIKLANAN, PROMOSI PENJUALAN, PUBLISITAS DAN PEMASARAN LANGSUNG


1. Proses Penjualan Produk Industri Dari Awal Hingga Akhir

Siklus Kehidupan Usaha/Daur Hidup Produk (Product Life Cycle) Konsep pemasaran menekankan orientasinya pada pemberian kepuasan kepada konsumen melalui strategi pemasaran terpadu agar tujuan perusahaan mendapatkan keuntungan jangka dapat tercapai. Sedangkan konsep penjualan menekankan pada orientasi kepentingan si penjual/produsen agar target penjualan dapat tercapai melalui kegiatan penjualan dan promosi produk, sehingga tujuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan jangka pendek dapat tercapai. Setiap perusahaan akan mencari strategi pemasaran yang tepat bagi produknya, sehingga sasaran pasar dan tujuan bidang pemasarannya dapat tercapai. Dalam rangka ini perlu diperhatian salah satu faktor yang penting bagi keberhasilan strategi pemasaran yang dijalankan adalah tahapan kehidupan usaha produk (product life cycle).

Menurut Assauri (2004:289) Siklus daur hidup produk ada empat tahapan, yaitu : tahapan pengenalan (introduction), tahap pengembangan (growth), tahapan pematangan (maturity), dan tahapan penurunan (decline)

1. Tahap Perkenalan (Introduction)

Pada tahap ini produk baru diperkenalkan di pasar biasanya biaya yang dikeluarkan cukup tinggi terutama biaya periklanan sedang volume penjualan masih kecil. Promosi pada tahap ini memegang peranan yang sangat penting, yang pada hakekatnya promosi dilaksanakan dengan berorientasi penjualan. Tahap penjualan suatu produk menunjukan ciri-ciri dimana tingkat keuntungan belum begitu nampak hasill penjualan relatif kecil sedangkan biaya yang dikeluarkan cukup tinggi. Tahap perkenalan produk biasanya terjadi pada perusahaan-perusahaan yang baru memulai kegiatan operasional atau perusahaan yang sudah ada yang menciptakan atau menjual produk baru.

2. Tahap Pertumbuhan (growth)

Tahap pertumbuhan produk yang dimaksudkan yaitu karena produk sudah mulai dikenal dalam masyarakat sehingga hasil penjualan sudah mulai meningkat. Perhatian pembeli terhadap produk mulai tumbuh dan akan mencoba produk apabila cocok dengan selera mereka maka pada kesempatan lain dapat membeli lagi. Dalam tahap ini perusahaan mulai menikmati keuntungan karena volume penjualan mulai meningkat sedangkan pengusaha-pengusaha lain mulai melihat bahwa produk tersebut dapat memberikan keuntungan sehingga mereka juga akan beramai-ramai mengusahakan barang atau jasa yang identik sama, baik ukuran maupun kualitas.

3. Tahap Kedewasaan (maturity) 

Pada tahap kedewasaan produk persaingan sudah mulai semakin tajam dimana sudah terdapat beberapa perusahaan lain yang juga memasarkan produk yang sama sehingga pernjualan terusahaan tidak dapat ditingkatkan lagi kecuali perusahaan mengambil langkah yang tepat dalam situasi tersebut. Kebijaksanaan harga jual dan promosi sangat menentukan dalam tahap ini, dimana perusahaan dapat menurunkan harga dan melakukan kegiatan promosi yang lebih agresif tergantung pada kemampuan terusahaan dan perolehan keuntungan. Hal ini dapat terjadi pada setiap perusahaan-perusahaan manufaktur yang semakin lama semakin pula menghadapi situasi persaingan yang kian meningkat.

4. Tahap Kemunduran (decline) 

Pada tahap ini jumlah produk yang sama atau serupa meningkat, masingmasing perusahaan yang bersaing tidak bergerak secara leluasa karena pembeli mempunyai banyak pilihan. Pemberian potongan harga dan sejenisnya mulai bermunculan dan kegiatan promosi semakin meningkat. Adapun volume penjualan pada beberapa perusahaan tidak dapat berkembang sedang biaya pemasaran semakin meningkat. Karena biaya pemasaran tidak dapat diimbangi oleh hasil penjualan menyebabkan keuntungan usaha perusahaan-perusahaan yang bersaing menurun secara keseluruhan. Pada tahap ini kemunduran ini biasanya sudah dilakukan lagi pengenalan produk-produk baru. Tahap ini memberikan ciri-ciri yang kurang menguntungkan. Pembeli sudah tidak memperhatikan lagi produk yang lama tetapi mereka akan memilih produk yang baru muncul yang dianggap lebih bermanfaat dari produk lama. Dengan memperhatikan daur kehidupan produk maka suatu perusahaan menyusun strategi kombinasi produk atau kebijakan produk baru dalam peranannya menghasilkan keuntungan meningkatkan volume penjualan atau perencanaan produk harapan masa mendatang

2. Membangun Program Komunikasi Industri

Komunikasi Korporasi di Era Industri 4.0

Korporasi sebagai sebuah organisasi harus memperhatikan keselarasan aspek internal dan eksternal dalam menjalankan kegiatan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Aspek internal mencakup manajemen karyawan, pemegang saham, termasuk sistem yang ada di dalam organisasi. Sedangkan aspek eksternal mencakup lingkungan yang melingkupi korporasi. Dalam rangka tercapainya tujuan korporasi, diperlukan komunikasi organisasi atau komunikasi korporasi yang baik di kedua aspek tersebut. Konsep komunikasi organisasi memiliki makna yang sama dengan komunikasi korporasi. 

Secara semantik “komunikasi korporasi” (corporate communication) sebenarnya mengandung arti yang sama dengan istilah “komunikasi keorganisasian” (organizational communication), karena baik corpus maupun organum, yang menjadi akar kata dari kedua istilah itu sama-sama berarti tubuh. Organisasi atau korporasi pada dasarnya adalah tubuh kelembagaan sosial, maka sebenarnya kedua istilah ini dapat digunakan sebagai padanan dan dapat dipertukarkan. Komunikasi korporasi lebih banyak digunakan untuk kalangan praktisi, sedangkan komunikasi organisasi lebih banyak digunakan di kalangan akademisi (Hardjana, 2013).

Komunikasi korporasi dapat dilakukan dalam bentuk komunikasi publik, yaitu pertukaran pesan antara korporasi dengan sekelompok orang yang mempunyai kepentingan bagi perusahaan dan sebaliknya. Publik sendiri terbagi ke dalam dua kelompok, yaitu publik internal dan publik eskternal. Publik internal mencakup karyawan, manajemen, pemegang saham, sedangkan publik eksternal mencakup customer, pemerintah, media maupun masyarakat luas.

Faktor lingkungan juga tidak bisa diabaikan demi keberlangsungan sebuah korporasi, dan korporasi perlu mampu beradaptasi agar dapat bertahan di lingkungannya. Keadaan lingkungan organisasi dapat dipahami melalui analisis terhadap segmen-segmennya, yaitu bagian-bagian lingkungan yang berpengaruh terhadap perilaku maupun performansi organisasi.
Daft menggambarkan lingkungan organisasi mencakup segmen-segmen sebagai berikut:
  1. Industri, mencakup seluruh organisasi lain yang bergerak di sektor kegiatan yang sama dan merupakan saingan bagi organisasi.
  2. Bahan baku, mengacu pada bahan baku yang diperlukan untuk proses produksi.
  3. Tenaga kerja. Organisasi perlu mendapat tenaga kerja dengan tingkat keahlian, kualifikasi dan jumlah yang cukup.
  4. Keuangan, menggambarkan tingkat kemudahan untuk memperoleh sumber keuangan bagi organisasi.
  5. Pasar, menggambarkan besarnya permintaan konsumen terhadap produk ataupun jasa yang dihasilkan organisasi.
  6. Teknologi, merupakan pengetahuan serta teknik-teknik yang digunakan untuk membuat produk maupun jasa, berpengaruh terhadap cara pengelolaan organisasi.
  7. Kondisi ekonomi, menggambarkan keadaan umum dari perekonomian daerah maupun negara dimana suatu organisasi berada.
  8. Pemerintah, mencakup peraturan-peraturan dan sistem pemerintahan serta sistem politik yang melingkupi organisasi.
  9. Kebudayaan, mencakup karakteristik demografis dan sistem nilai yang berlaku pada masyarakat dimana organisasi berada. (Lubis & Huseini, 2009: 38-41)

Jenis elemen-elemen lingkungan yang berpengaruh terhadap organisasi dan juga corak pengaruhnya akan berlainan, sesuai dengan perbedaan organisasi maupun kondisi lingkungannya. Sifat lingkungan yang paling berpeluang untuk membahayakan atau merugikan organisasi adalah tingkat ketidakpastian lingkungan itu sendiri, yang menunjukkan keadaan dimana organisasi tidak mempunyai informasi yang cukup mengenai keadaan lingkungannya sehingga akan menyebabkan timbulnya kesulitan dalam memperkirakan perubahan-perubahan lingkungan yang terjadi (Lubis & Huseini, 2009: 43). 

Fungsi Boundary Spanning adalah untuk mendeteksi dan memproses memproses informasi mengenai perubahan yang terjadi pada lingkungan serta merepresentasikan organisasi pada lingkungan (Lubis & Huseini, 2009: 52). Fungsi ini dapat dijalankan oleh Public Relations atau hubungan masyarakat, yang secara umum didefinisikan sebagai subsistem organisasi yang membantu organisasi mengidentifikasi dan memelihara lingkungannya (Springston & Leichty, 1994).

Kehadiran era industri 4.0 merupakan kondisi lingkungan sebuah korporasi yang tidak dapat dihindari. Dunia saat ini sedang menyongsong kehadiran era industri 4.0, dimana kegiatan manual dalam proses produksi akan tergantikan dengan digitalisasi. Internet of Things, robot, smart-factory akan mewarnai kehidupan industri di segala bidang. Tenaga manusia akan tergantikan oleh komputasi dan mesin-mesin. Persiapan sumber daya manusia juga menjadi hal yang sangat penting. Dengan adanya komputerisasi dan digitalisasi, industri memerlukan tenaga kerja ahli dan handal yang melek teknologi di setiap bagiannya. Sehingga dengan demikian, kondisi internal korporasi juga akan mengalami penyesuaian. 

Tenaga-tenaga manusia berkurang karena pekerjaan-pekerjaannya tergantikan oleh teknologi digital. Tenaga kerja yang terakomodir oleh industri adalah tenaga kerja yang memiliki spesialisasi khusus ditambah dengan keahlian “berteknologi”. Pada industri perbankan misalnya, saat ini pun telah dirasakan adanya perubahan pelayanan yang semula “manual”, dilayani oleh customer service di kantor cabang Bank, kini telah tergantikan dengan layanan virtual hanya melalui aplikasi chat di smartphone atau dikenal dengan chatbot. Sehingga customer tidak perlu mendatangi kantor cabang Bank tertentu atau menelepon call centre perbankan untuk memperoleh informasi tertentu.

Berdasarkan analisa yang dilakukan mengenai dampak hadirnya era industri 4.0 tersebut, maka dapat dikatakan bahwa publik internal serta publik eksternal korporasi diproyeksikan menjadi tech-savvy, dimana kemampuan penggunaan internet dan teknologi digital akan meningkat signifikan. Menyikapi hal tersebut, komunikasi korporasi juga harus melakukan adaptasi dalam aspek-aspek berikut:

1. Digitalisasi di era industri 4.0 dapat berdampak pada pelaksanaan fungsi komunikasi korporasi oleh teknologi robot untuk pertukaran informasi tertentu kepada publik.

2. Tenaga kerja yang diserap untuk menjalankan peran Boundary Spanning sebuah korporasi harus memiliki keahlian dalam menggunakan media sosial, bukan hanya secara teknis namun juga harus mampu menggunakan media sosial, sebagai media untuk berkomunikasi secara interaktif dan responsif tanpa batas ruang dan waktu kepada publiknya, baik internal maupun eksternal. Selain itu, identifikasi media sosial yang tepat dan analisa publik juga harus dilakukan supaya komunikasi efektif dan tepat sasaran.

3. Media sosial dan media digital menjadi saluran komunikasi publik yang dimanfaatkan secara aktif untuk berkomunikasi dua arah untuk menyerap informasi dan evaluasi publik terhadap korporasi, serta menjadi campaign tools untuk menciptakan reputasi positif korporasi melalui konten berisikan kemajuan perusahaan atau keunggulan produk yang disajikan secara reguler dan konsisten.

4. Korporasi harus mampu mengidentifikasi publik yang potensial untuk menjadi influencer, baik di internal maupun eksternal melalui media sosial. Influencer mampu membentuk opini publik dan dapat berasal dari tokoh masyarakat, public figure, maupun aktivis. Identifikasi tersebut sangat penting karena pembentukan opini publik melalui penyebaran Electronic Word of Mouth sangat cepat dan mudah berlangsung di era internet. E-WOM positif yang muncul dari influencer akan mempengaruhi peningkatan reputasi perusahaan, sedangkan E-WOM negatif akan menimbulkan krisis dan penurunan reputasi perusahaan.

5. Pemanfaatan media sosial untuk komunikasi korporasi kepada publik, harus disertai dengan teknologi pengukuran (measurement) untuk mengevaluasi efektifitas dan implikasi komunikasi terhadap publiknya, seperti misalnya mengukur perilaku yang ditimbulkan dari komunikasi korporasi terhadap perilaku publik (bukan hanya jangkauan media sosial terhadap publik), koneksi matrix media ke strategi komunikasi korporasi dll (DiStaso, McCorkindale & Wright, 2010). Di era digitalisasi industri 4.0 hal tersebut sangat memungkinkan terjadi.

3. Periklanan

Iklan adalah komunikasi komersil dan nonpersonal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak target melalui media bersifat massal seperti televisi, radio, koran, majalah, direct mail (pengeposan langsung), reklame luar ruang, atau kendaraan umum (Lee dan Johnson, 2007).

Kotler dan Keller (2012) mengatakan iklan dapat menjadi cara yang efektif untuk menyebarkan pesan, baik untuk membangun preferensi merek atau untuk mendidik masyarakat. Tujuan iklan adalah untuk mengkomunikasikan secara spesifikapa yang harus diselesaikan dengan target pelanggan selama jangka waktu tertentu.

Selanjutnya Rangkuti (2009) mendefinisikan iklan sebagai komunikasi non individu dengan sejumlah biaya, melalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga nirlaba serta individu.Periklanan dapat disajikan dalam berbagai bentuk dan media sebagai berikut:

a. Media Cetak ; Surat Kabar, Brosur, Leaflet, Direct Mail
b. Media Elektronik; media elektronik adalah media yang paling efektif dan banyak digunakan oleh perusahaan karena media ini dapat menjangkau semua lapisan masyarakat. Media elektronik terdiri atas media audio dan audio visual.
c. Media Outdoor; Billboard, Signboard, Umbul-umbul dan Stiker

4. Pengukuran respon terhadap periklanan dari sisi penjualan dan dari sisinon penjualan

Respon adalah reaksi terhadap stimuli (Simamora, 2003). Respon adalah sekumpulan reaksi, jawaban, pengaruh atau akibat (Hoeta, 2001). Respon konsumen pada dasarnya adalah reaksi terhadap suatu timulus. Stimulus adalah segala sesuatu yang dapat ditangkap oleh panca indra (penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, dan perasa). Reaksi konsumen terhadap stimulus sangat bergantung pada bagaimana stimulus bersangkutan diproses, selanjutnya reaksi tersebut dapat membentuk sikap dan perilaku konsumen.

Ada hubungan yang erat antara isi peryataan pesan dan media dengan reaksi konsumen. pemasar selalu menginginkan pesan yang disampaikan melalui iklan atau komunikasi pemasaran mendapat tangapan atau respon dari target audiennya. Hirarkhi tanggapan dapat bermacam-macam. Kotler dan Susanto memberikan beberapa model hirarkhi tanggapan dari penerima (konsumen) sebagai berikut:
Model AIDA menunjukkan ketika pembeli melewati tingkat perhatian (attention) tertarik (interest), ingin (desire) dan tindakan (action). Model “hirarki efek” menunjukkan ketika pembeli melewati tingkat kesadaran, memahami, memilih, memastikan dan membeli. 

Model “inovasi adopsi” menunjukkan ketika pembeli melewati kesadaran, tertarik, menilai, mencoba dan adopsi. Model “komunikasi” menunjukkan pembeli melewati penampilan, penerimaan, tanggapan kognitif , sikap kehendak dan perilaku. Semua perbedaan tersebut adalah perbedaan sistematik. Semua model menganggap pembali melewati tingkat kognitif, afektif dan keperilakuan menurut urutan tersebut. Formula AIDCA merupakan pengembangan dari model AIDA adalah sebagai berikut (Kasali, 1992:75) :

(1) Attention (perhatian) yaitu Iklan harus memperhatikan khalayak sasarannya baik pembaca, pendengar atau pemirsa. Untuk itu iklan mememrlukan bantuan antara lain berupa ukuran (size) untuk media cetak, Airtime (untuk media penyiaran), penggunaan warna (spot, atau fullcolour), tata letak (layout), jenis-jenis huruf (tipografi) yang ditampilkan serta berbagai suara khusus untuk iklan radio dan televisi. Disamping itu ada hal lain yang sama pentingnya dengan alat-alat bentu tersebut untuk memberikan kontribusi yang saling menunjang dalam overall affect. Perhatian diperoleh salah satunya dari slogan yang mudah diingat.

(2) Interest (minat) yaitu Setelah perhatian calon pembeli sudah diebutpersoalan yang dihadapi sekarang adalah bagaimana agar mereka berminat dan ingin tahu lebih jauh. Perhatian harus dapat segera ditingkatkan menjadi minat sehingga timbul rasa tahu secara lebih rinci di dalam diri pemirsa. Untuk itu mereka harus dirangsang agar mau membaca dan mengikuti pesan-pesan yang disampaikan.

(3) Desire (keinginan) yaitu Tidak ada gunanya menyenangkan calon pembeli dengan rangkaian kata-kata gembira melalui sebuah iklan, kecuali iklan tersebut berhasil menggerakkan keinginan oranmg untuk memiliki atau menikmati produk tersebut. Kebutuhan dan keinginan mereka untuk memiliki, memakai atau melakukan sesuatu harus dibangkitkan.

(4) Conviction (keyakinan) yaitu Sebelum melalui tahap yang terakhir, konsumen melewati tahap keyakinan yaitu konsumen harus yakin dengan pilihan produk yang akan dipilihnya, jika konsumen tidak yakin maka tidak akan terjadi tahap yang terakhir yaitu pembelian.

(5) Action (tindakan) yaitu Upaya terakhir untuk membujuk calon pembeli agar sesegera mungkin melakukan suatu tindakan pembelian atau bagian dari itu. Bujukan yang berupa harapan agar calon pembeli segera pergi ke took melihat-lihat di showroon terdekat mengambil contoh, mengangkat telpon, mengisi formulir pesanan atau setidak-tidaknya menyimpan dalam ingatan untk membelinya kelak.

Meningkatkan Respon Terhadap Iklan Laura Enock (www.cuna.org) mengungkapkan bahwa efektivitas iklan antara lain:

(1) Mulailah dengan sebuah headline yang memukau. Headline yang buruk dapat menghentikan konsumen untuk melanjutkan melihat iklan,

(2) Fokuslah pada keuntungan yang dinginkan oleh konsumen. Harga yang murah mungkin merupakan keinginan konsumen, namun tentukan mengapa ia ingin harga yang murah. Apakah ia ingin mendapatkan pengurangan pembayaran. Untuk meningkatkan respon iklan perhatikan apa yang benar-benar paling bermanfaat bagi konsumen,

(3) Lakukan review terhadap iklan. Review yang dilakukan alhi akan memberitahkan apakan anda sudah benar dalam menentukan fakus dan juga memberitahukan hal hal yang anda tidak ketahui dari iklan yang akan dilounching,

(4) Gunakan kata-kata yang berdaya magis. Dalam pemasaran ada beberapa kata yang berdaya magis misalnya; gratis, eklusif, untuk anda, sukses, unik, cinta, spesial, bergaransi, baru, yang pertama dan sebagainya,

(5) Sebutkan beberapa kelemahan produk anda. Jika anda hanya menyampaikan hal-hal yang baik saja maka konsumen akan segera menyadari bahwa yang anda katakan hanyalah sekedar “iklan” denganmenyebutkan beberapa kekurang yang ada, konsumen akan melihat bahwa iklan anda berkata jujur,

(6) Tunjukkan kegembiraan. Studi pada iklan coca cola selama lebih dari 100 tahun menunjukkan bahwa pada umumnya yang menentukan kesuksesan sebuah iklan adalah unsur kegembiraan. Senyuman dalam iklan anda akan menyebabkan seseorang memiliki perasaan gembira, dan

(7) Jangan pernah berfikir bahwa iklan anda sudah sempurna. Setetlah iklan diluncurkan untuk beberapa waktu, evaluasilah responya. Bisakan responya ditingkatkan, jika ya, perbaikilah. Sedikit perubahan dapat meningkatkan efektivitas iklan secara mengejutkan.

5. Cara penyusunan anggaran promosi
1.      Metode sesuai kemampuan
2.      Metode presentase penjualan
3.      Metode keseimbangan persaingan
4.      Metode tujuan dan tugas

6. Bentuk promosi selain periklanan

Promosi merupakan salah satu kegiatan pemasaran yang penting bagi perusahaan dalam upaya mempertahankan kontinuitas serta meningkatkan kualitas penjualan, untuk meningkatkan kegiatan pemasaran dalam hal memasarkan barang atau jasa dari suatu perusahaan, tak cukup hanya mengembangkan produk, menggunakan saluran distribusi dan saluran harga yang tetap, tapi juga didukung oleh kegiatan promosi.

Menurut Alma yang dikutip Budiharja dan Riyono (2016) “Promosi adalah sejenis komunikasi yang memberi penjelasan yang meyakinkan calon konsumen tentang barang dan jasa. Pada hakekatnya promosi merupakan salah satu kegiatan yang dimaksudkan untuk menyampaikan informasi produk yang dihasilkan perusahaan kepada pasar sasaran untuk memberi informasi tentang keistimewaan, kegunaan, dan yang paling penting adalah keberadaannya, sehingga dapat mengubah atau mempengaruhi konsumen untuk membeli produk yang dihasilkan tersebut. Keempat unsur dalam bauran pemasaran tersebut saling berkaitan satu dengan yang lainnya, keputusan dalam satu bagian biasanya mempengaruhi tindakan di bagian lain sehinggadibutuhkan suatu penerapan strategi yang efektif untuk mencapai pasar sasaran dan harus mampu menunjang tujuan dan kebijakan bauran pemasaran apa dan bagaimana yang diterapkan perusahaan saat ini.

Menurut Swatha dan Irawan yang dikutip Khofifah (2014), Tujuan utama dari promosi adalah modifikasi tingkah laku konsumen, menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk serta mengingatkan konsumen sasaran tentang perusahaan dan produk atau jasa yang dijualnya. Kotler yang dikutip Dewi (2013), mengatakan bahwa unsur bauran promosi (promotion mix) terdiri atas lima perangkat utama, yaitu:

a) Bentuk promosi non personal dengan menggunakan bebgai media yang ditujukan untuk menarik pembelian.

b) Penjualan pribadi (Personal Selling)
Bentuk promosi secara personal dengan presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan calon pembeli yang ditujukan untuk merangsang pembelian.

c) Publisitas (Publicity)
Bentuk promosi non personal mengenai pelayanan atau kesatuan usaha tertentu dengan mengulas informasi bersifat ilmiah.

d) Promosi penjualan (Sales Promotion)
Bentuk promosi yang ditujukan untuk menarik perhatian pembeli

e)Pemasaran langsung (Direct Marketing).
Bentuk penjualan perorangan secara langsung ditujukan untuk mempengaruhi pembeli.

7. Pameran perdagangan

Sebuah pameran bagi perusahaan dalam industri tertentu untuk menampilkan dan menunjukkan produk baru dan layanan mereka. Umumnya pameran dagang tidak terbuka untuk umum dan hanya dapat dihadiri oleh perwakilan perusahaan dan anggota pers. Juga, sebuah pameran usaha waralaba yang menawarkan dan / atau paket peluang bisnis untuk dijual.

Adapun tujuan dari pameran dagang tersebut sangat beragam. Misalnya, perusahaan mungkin akan menghadiri untuk menghasilkan lead penjualan. Atau juga perusahaan mungkin tertarik dalam pengujian atau memperkenalkan produk baru. Melakukan demonstrasi, mengidentifikasi aplikasi baru, memperoleh umpan balik pelanggan, bahkan mempelajari kompetisi ini semua bisa menjadi alasan yang sah untuk hadir atau mengikuti sebuah pameran dagang. Dan juga yang tak kalah pentingnya adalah kesempatan untuk merekrut karyawan baru, distributor atau dealer untuk perusahaan.

8. Menangani  pameran perdagangan 

Menurut Donald G. Purdy, kontributor Business Review sebuah perusahaan yang mengikuti pameran dagang harus menetapkan apa yang ingin dicapai di acara itu tersebut, jika penjual tidak menetapkan tujuan, sulit untuk mengukur efektivitas pameran dagang tersebut. Namun beberapa tujuan yang lebih umum yang ingin dicapai sebuah perusahaan yang mengikuti pameran dagang adalah sebagai berikut: 

·         Memperkenalkan produk baru
·         Memasuki pasar baru
·         Mempromosikan merek atau citra perusahaan
·         Merekrut distributor
·         Memimpin penjualan
·         Melakukan penelitian dan memberikan pendidikan penonton.

Pengertian akan manfaat lain mengikuti sebuah pameran perdagangan berasal dari convention.net, sebuah portal dunia yang juga memberikan pengetahuan dan konsultasi sebuah pameran dagang. Menurut situs ini beberapa manfaat yang diperoleh penjual dalam mengikuti pameran perdaganganan adalah sebagai berikut:
• Meningkatkan gambar dan visibilitas perusahaan
• Mencapai audiens yang spesifik
• Membangun kehadiran di pasar
• Meningkatkan efektivitas dan efisiensi usaha pemasaran perusahaan
• Pertemuan pribadi dengan pelanggan, pesaing dan pemasok

9.  Mengintegrasikan kegiatan promosi

Komunikasi Pemasaran: Seiring dengan perkembangan yang terjadi, dahulu perusahaan seringkali menganggap bahwa elemen komunikasi sebagai aktivitas yang terpisah dari pemasaran, sedangkan filosofi pemasaran saat ini menekankan pentingnya integrasi keduanya untuk meraih sukses. Menurut Kennedy dan Soemanegara (2009) komunikasi pemasaran merupakan penggabungan kajian pemasaran dan komunikasi, yang dalam pengertiannya komunikasi pemasaran adalah aplikasi komunikasi yang bertujuan untuk membantu kegiatan pemasaran sebuah perusahaan. Aplikasi itu sangat dipengaruhi oleh berbagai bentuk media yang digunakan, daya tarik pesan, dan frekuensi penyajian. 

Definisi lainnya adalah kegiatan pemasaran dengan mengunakan teknik-teknik komunikasi yang bertujuan memberikan informasi pada orang banyak agar tujuan perusahaan tercapai. Marketing komunikasi merupakan suatu bentuk komunikasi yang bertujuan untuk memperkuat strategi pemasaran, guna meraih segmentasi yang lebih luas (Kennedy, 2009:4).

Ada 4 (empat) tahap yang sangat fundamental sebelum akhirnya mengimplementasikan aktivitas komunikasi pemasaran terpadu yang akan digunakan Shimp (2010:95), karena pada dasarnya semua aktivitas komunikasi pemasaran harus mempunyai target pasar yang jelas, posisi merek yang jelas, diciptakan untuk mencapai tujuan yang spesifik, dilakukan untuk mencapai tujuan dalam ‘kendala anggaran’, empat hal tersebut antara lain adalah: 

(1) Targeting (menentukan audiens sasaran) Menentukan audiens sasaran merupakan hal awal yang dilakukan dalam menentukan aktivitas komunikasi pemasaran yang akan digunakan, ada beberapa cara untuk menentukan target audiens, antara lain; A) Behaviorgraphic yaitu sasaran audiens berdasarkan perilaku masyarakat, sehubungan dengan kategori produk tertentu atau kelas produk terkait. B) Psychographic, pengelompokkan didasarkan pada karakteristik setiap konsumen, seperti motivasi, kepribadian, persepsi, interest, minat, dan sikap. C) Geodemographic, merupakan sebuah kombinasi dari karakteristik demografis dan gaya hidup konsumen dalam cluster geografis seperti kode pos area dan lingkungan rumah yang sama. D) Demographic, pada segmentasi demografi pengelompokkan dilakukan berdasarkan variabel usia, jenis kelamin, dan pekerjaan, pendapatan. 

(2) Positioning (pemosisian merek) Positioning merek merepresentasikan / mewakili tentang fitur utama, keunggulan, manfaat atau citra sebuah merek yang terbentuk dibenak konsumen. (a) (fungsional, simbolik, dan pengalaman).

(3) Objective setting (menentukan tujuan) Merupakan tujuan yang ingin dicapai dari penerapan komunikasi pemasaran. 

(4) Budgeting (menyusun anggaran) Mengalokasikan anggaran dalam menentukan aktivitas komunikasi pemasaran merupakan keputusan yang penting karena aktivitas komunikasi pemasaran seperti iklan biasanya sangat mahal.



Kesimpulan

Menurut Assauri (2004:289) Siklus daur hidup produk ada empat tahapan, yaitu : tahapan pengenalan (introduction), tahap pengembangan (growth), tahapan pematangan (maturity), dan tahapan penurunan (decline) dan kita dapat menerapkan keempat tahapan tersebut ke dalam komunikasi industri yang didalamnya terdapat periklanan, promosi penjualan, publisitas, dan pemasaran langsung demi mencapai keberhasilan dalam pengembangan dari industri itu sendiri.


Daftar pustaka

BudiharjaGigih Erlik Dan Riyono. 2016. Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Promosi Dan Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian Produk Aqua Di Kota Pati. Jurnal Stie Semarang, Volume 8.

Dewi, Cynthia Kirana. 2013. Pengaruh Promotion Mix Melalui Sosial Media Dalam Menarik Minat Beli Konsumen (Analisis Regresi Sederhana Pada Akun Twitter @Sirlosteak Di Yogyakarta). Yogyakarta (Id) : Universitas Islam Indonesia.

Irwansyah Dan Dian Amintapratiwi Purwandini. 2018. Komunikasi Korporasi Pada Era Industri 4.0Jurnal Ilmu Sosial Vol. 17 |No. 1 |Edisi Januari - Juni 2018 |Hal.53-63.

Johantha, Angga. 2012. Analisis Kinerja Pameran Dagang Industri Kerajinan Indonesia (Studi Kasus Trade Expo Indonesia 2011).

Khofifah, Nur. Handoyo Djoko W Dan Sendang Nurseto. 2014. Pengaruh Promosi, Kualitas Produk Dan Desain Produk Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Sepeda Motor Yamaha Mio (Studi Kasus Pada Konsumen Dealer Sumber Baru Motor Muntilan)Diponegoro Journal Of Social And Politic.

Poluan, Jane G. Poluan Genita G. Lumintang, Dan Victoria N. Untu. 2016. Pengaruh Periklanan Terhadap Keputusan Pembelian Minuman Coca Cola (Studi Kasus Pada Pt. Bangun Wenang Beverage Company Manado)Jurnal Emba Vol.4 No.3 September 2016, Hal. 671-681.

Rohman, Fathur. 2015. Strategi Promosi Dalam Meningkatan Partisipasi Masyarakat Berpendidikan Di Pesantren (Studi Kasus Di Ponpes Tahfidzul Quran Di Manggis Mojosongo Boyolali).

Susanta. 2008. Respon Konsumen Terhadap Iklan Mie SedapJurnal Ilmu Komunikasi, Volume 6, Nomor 2, Mei - Agustus 2008.

Umar, Zainal Abidin. 2010. Analisis Daur Hidup (Product Life Cycle) Produk Ikan Tuna Olahan (Suatu Penelitian Di Pt. Betel Citra Seyan Gorontalo)Jurnal Inovasi Volume 7, No.3, September 2010 Issn 1693- 9034.

Wibowo, Arie. 2015. Strategi Promosi Event Namaste FestivalJurnal Visi Komunikasi/Volume 14, No. 02, November 2015: 180-191.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar