1. Tujuan Pembelian
Michel R.
Leenders (2002:40) dalam bukunya “Purchasing
and Supply Management” mengelompokkan tujuan pembelian yang efektif ke
dalam dua kelompok, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umumnya adalah memenuhi kebutuhan pembeli, yaitu barang dan jasa. Disamping tujuan umum, terdapat sembilan tujuan khusus yang
diungkapkan oleh Michel R. Leenders, yaitu:
a) Provide an uninterrupted flow of materials, supplies, and services
required to operate the
organization
b) Keep inventory investment and loss at minimum
c) Maintain and improve quality
d) Find or develop competent suppliers
e) Standardize, where possible, the item bought
f) Puchase required items and service at lowest total cost
g) Achieve harmonious, productive working relationship with other functional
areas within the
organization
h) Accomplish the purchasing objectives at the lowest possible level of
administrative costs
i) Improve the organization’s competitive position.
2. Aktivitas Pembelian
Aktivitas Pembelian industri terdiri dari berbagai tahap ( atau langkah)
tentang proses pengambilan keputusan pembelian. Arti penting untuk diberikan
kepada berbagai tahap akan tergantung atas jenis pembelian atau situasi
pembelian. Pemasar industri perlu memahami kedua-duanya tahap : proses pengambilan keputusan dan jenis situasi pembelian. " Robinson,
Faris dan Wind" mengembangkan 8 tahap proses pengambilan keputusan pembelian
di (dalam) pasar barang industri di tahun 1967, dan disebut proses "Buyphases".
Proses
Pengambilan Keputusan Pembelian Industri “Buyphases”
(ada 8 tahap / langkah ) sbb :
1.
Kenali suatu masalah atau kebutuhan.
2.
Penentuan terhadap aplikasi atau
karakteristik tentang kualitas produk yang diperlukan.
3.
Pengembangan terhadap spesifikasi atau
deskripsi produk yang diperlukan
4.
Carilah dan mengkualifikasikan dari
para penyalur yang potensial
5.
Memperoleh dan menganalisa proposal penyalur
6.
Evaluasi terhadap proposal dan seleksi (pemilihan) para penyalur
7.
Seleksi (pemilihan) dari rutinitas
pesanan.
8. Pencapaian Umpan balik dan
evaluasi pos-pos pembelian
Untuk Jelasnya akan kami bahas lebih terperinci lagi, sbb
:
1.
Kenali suatu Masalah atau Kebutuhan.
Pengenalan suatu
kebutuhan atau masalah boleh memulai di dalam pembelian perusahaan atau boleh
juga dikenali oleh suatu pemasar yang cerdas. Ketika mutu material yang
disediakan oleh penyalur yang ada tidaklah memuaskan, atau material tidak
tersedia ketika diperlukan, atau mesin yang disediakan oleh penyalur yang ada
rusak (juga sering terjadi), pembelian organisasi harus mengenali masalah itu.
Jika suatu pemasar industri mengidentifikasi suatu masalah di dalam pembelian
organisasi dan menyarankan bagaimana masalah bisa dipecahkan, akan ada suatu
kemungkinan lebih baik tentangnya yang sedang terpilih sebagai penyalur.
2.
Penentuan terhadap
Aplikasi atau Karakteristik tentang Kualitas Produk yg diperlukan.
Sekali ketika masalah dikenali di dalam atau di luar itu
pembelian organisasi, tahap yang berikutnya adalah bagaimana cara
memecahkan masalah itu. Perusahaan pembelian akan mencoba untuk menjawab
pertanyaan seperti: " Jenis seperti apa jasa atau produk yang bisa
dipertimbangkan? "Kuantitas produk seperti apa yang diperlukan?" dan
seterusnya.
Untuk produk teknis, departemen yang teknis ( R&D,
industri rancang-bangun, produksi, atau pengendalian mutu) akan menyarankan
solusi yang umum menyangkut produk yang diperlukan.
Untuk
barang-barang dan jasa bukan teknis, baik
departemen pemakaian (user) maupun
departemen pembelian boleh menyarankan jasa atau produk, berdasar pada
pengalaman dan juga kuantitas yang diperlukan untuk memecahkan masalah itu.
Bagaimanapun juga, jika informasi yang diperlukan tidaklah tersedia secara
internal di dalam pembelian organisasi, maka yang sama dapat diperoleh dari
sumber yang berada di luar.
3.
Pengembangan terhadap
Spesifikasi atau Deskripsi Produk yang diperlukan
Tahap 2 dan 3 berhubungan sangat erat. Setelah solusi
yang umum kepada masalah ditentukan pada tahap yang kedua. Organisasi
pembelian, di dalam langkah yang ketiga, mengembangkan suatu statemen yang
tepat menyangkut karakteristik atau spesifikasi dari jasa atau produk yang diperlukan. Selama
langkah ini diambil alih oleh departemen
pembelian untuk bantuan dari personil teknis mereka, atau jika diperlukan
gunakan sumber dari luar seperti para penyalur atau konsultan. Pemasar industri
mempunyai suatu kesempatan besar untuk dapat dilibatkan pada langkah ini dengan
membantu organisasi pembeli untuk mengembangkan karakteristik dan spesifikasi
produk. Hal itu akan memberikan suatu keuntungan terbatas dengan memastikan
bahwa produk yang diperlukan meliputi spesifikasi dan karakteristik produk
perusahaannya.
4.
Carilah dan
Kualifikasikan terhadap para penyalur yang potensial
Pada tahap ini, organisasi pembelian mencari-cari para
penyalur atau penjual yang bisa diterima. Langkah pertama yang diambil oleh
pembeli adalah memperoleh informasi pada semua penyalur yang tersedia dan
kemudian, di langkah yang kedua , memutuskan persyaratan para penyalur dan
kualifikasi penyalur yang bisa diterima. Pencarian untuk para penyalur
potensial berdasar pada berbagai sumber pada informasi seperti majalah dagang,
panggilan penjualan, secara lisan, katalog, pertunjukan perdagangan, dan
direktori industri.
Kecakapan para penyalur bisa diterima akan tergantung pada:
a. Jenis pembelian organisasi
b. Situasi pembelian
c. Pengambilan keputusan anggota
Bagaimanapun juga,
biasanya faktor seperti mutu barang atau jasa, kehandalan di dalam penyerahan
barang, dan dipertimbangkannyapada kualifikasi (kecakapan) para penyalur.
5.
Memperoleh dan Menganalisa Proposal Penyalur
Pertamakali ketika para penyalur yang berkualitas
diputuskan, organisasi pembelian memperoleh proposal dengan pengiriman
permintaan keterangan terhadap para penyalur yang berkualitas tersebut. Suatu
proposal penyalur dapat dalam bentuk penawaran formal, kutipan, atau suatu
penawaran formal lainnya, yang disampaikan oleh penyalur kepada organisasi
pembelian. Hal yang diperlukan meliputi:
a. Spesifikasi produk
b. Harga
c. Periode penyerahan
d. Terminologi (cara) pembayaran
e. Pajak dan tugas-tugas yang bisa
diterapkan
f. Biaya transportasi (atau muatan)
g. Biaya pemindahan asuransi
h. Biaya relevan yang lain atau penyajian jasa-jasa gratis.
Karena adanya pembelian rutin terhadap jasa atau produk,
tahap 4 dan 5 boleh terjadi dilakukan secara serempak, yaitu ketika pembeli
boleh menghubungi para penyalur yang berkualitas untuk mendapatkan informasi
terakhir mengenai harga dan periode penyerahan.
Untuk produk dan jasa yang kompleks secara teknis, banyak
waktu yang dikeluarkan pada penganalisaan proposal dalam kaitan dengan
perbandingan atas produk, jasa, penyerahan, dan biaya perolehan (yang meliputi
harga setelah potongan setelah pajak, pajak penjualan, muatan, dan asuransi).
6.
Evaluasi terhadap Proposal dan Seleksi
(pemilihan) para Penyalur
Organisasi
pembelian mengevaluasi proposal para supplier dalam bersaing dan memilih satu
atau lebih para penyalur. Negosiasi selanjutnya dapat dilanjutkan dengan
memilih para penyalur berdasarkan harga, terminologi (cara) pembayaran,
penyerahan, dan seterusnya. Pembuat keputusan di dalam organisasi pembelian
dapat mengevaluasi masing-masing penyalur atas satu set (paket) atribut atau
factor yang disetujui. Sebagai contoh,
masing-masing para penyalur dievaluasi atas masing-masing atribut dengan memberi
suatu beban (atau arti penting) pada
masing-masing atribut dan menggunakan skala 100%, seperti ditunjukkan pada
tabel 3.1. Pada tabel 3.1,
total score Penyalur atau penilaian maksimum 57 yang terpecahkan untuk satu
penyalur. Proses ini diulangi untuk para penyalur
yang lain juga. Para penyalur yang mendapatkan total score yang paling
tinggi akan diterima bisnisnya atau
pesanan dari organisasi pembelian.
Jika suatu
pembelian perusahaan menghadapi masalah apakah membuat atau membeli keputusan,
proposal penyalur dibandingkan dengan item-item biaya produksi yang diperlukan
di dalam organisasi pembelian. Jika hal itu diputuskan untuk membuat item di
dalam pembelian organisasi, proses pembelian dihentikan pada langkah ini.
Tabel
3.1 : Sistem Evaluasi Penyalur ( Supplier ).
Atribut
( Faktor )
|
Beban
( Penting )
|
Keberhasilan
Penyalur
|
Penilaian Penyalur
( Score )
|
Kualitas (mutu)
Penyerahan
Harga
Jasa
Fleksibilitas
|
30
25
15
20
10
|
0,8
0,4
0,6
0,6
0,2
|
30 x 0,8 = 24
25 x 0,4 = 10
15 x 0,6 = 9
20 x 0,6 = 12
10 x 0,2 = 2
|
Total
|
100
|
57
|
7.
Seleksi (pemilihan)
dari Rutinitas Pesanan.
Pada langkah ini, mekanika pertukaran barang-barang dan sevices antara
seorang pembeli dan seorang penjual terpecahkan. Aktivitasnya meliputi:
a.
Penempatan pesanan dengan
para penyalur yang terpilih.
b.
Kwantitas (jumlah) yang
dibeli dari masing-masing penyalur
c.
Frekwensi penempatan pesanan
oleh para pembeli dan penyerahan jadwal untuk pegangan yang dipertahankan oleh
penyalur
d.
Tingkat kebutuhan inventori
e.
Kelanjutan dari penyerahan
yang aktual untuk memastikan terjadinya penyerahan per jadwal
f.
Terminologi (cara) pembayaran untuk dipertahankan
oleh pembeli
Departemen Pemakai ( atau memberi Pemesanan) tidak akan
dicukupi sampai penyalur membawa item yang diperlukan per jadwal penyerahan,
dan dengan mutu bisa diterima.
8.
Pencapaian Umpan Balik dan Evaluasi pos-pos
Pembelian
Di dalam tahap akhir ini, suatu tinjauan
ulang formal atau informal mengenai keberhasilan dari tiap penyalur ( atau
penjual) berlangsung. Departemen pemakai memberi
suatu umpan balik pada hal apakah item yang dibeli tidak memecahkan masalah
atau. Jika bukan, anggota dari satuan
pengambil keputusan meninjau ulang keputusan yang lebih awal mereka dan
memutuskan untuk memberi suatu kesempatan kepada penyalur yang ditolak.
3. Tipe-Tipe Pembelian
1. Pembelian Baru
(Tugas baru).
Pada situasi ini perusahaan membeli item-item untuk yang
pertama kalinya. Kebutuhan akan suatu pembelian baru mungkin ada dalam kaitan
dengan faktor eksternal atau internal. Sebagai contoh, ketika suatu perusahaan
memutuskan untuk menganeka ragamkan ke dalam produksi baru atau jasa, maka
mengharuskan adanya pembelian suatu mesin baru, material, atau komponen. Di
dalam situasi pembelian yang baru, para pembeli sudah membatasi pengetahuan dan
ketiadaan pengalaman sebelumnya. Karenanya, mereka harus memperoleh berbagai
informasi tentang produk, para penyalur, harga dan seterusnya. Di dalam
keputusan tugas yang baru membutuhkan hal :
a.
Pengeluaran biaya yang sangat besar
b.
Resiko menjadi lebih (bertambah) tinggi
c.
Pengumpulan Informasi yang
cukup banyak dan akurat
d.
Keputusan mungkin memerlukan
lebih banyak orang yang dilibatkan di dalam pengambilan keputusan sehingga
menyebabkan membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai sebuah keputusan yang
bulat.
Pada situasi pembelian baru ini merupakan kesempatan dan
tantangan yang terbesar. Penjualan yang rumit berhubungan dengan pembelian
awal, banyak perusahaan yang menugasi wiraniaga seniornya yang telah
berpengalaman dan terbaik dibidangnya dalam misi penjualan ini. Contoh tipe
pembelian baru seperti pembangunan gedung untuk kantor, pabrik dan lainnya,
kemudian pembentukan sistem komunikasi baru, maupun hal lain yang sifatnya dari
belum ada menjadi ada.
2.
Pembelian ulang
dengan Penyesuaian ( mungkin adanya perubahan pada penyalur atau dimodifikasi pembelian kembali )
Suatu modifikasi situasi pembeli kembali terjadi ketika
organisasi tidaklah dicukupi dengan kinerja dari para penyalur yang ada, atau kebutuhan yang
muncul untuk pengurangan biaya atau peningkatan mutu. Perubahan di
dalam penyalur mungkin juga diperlukan jika orang-orang teknis pada organisasi
pembelian meminta untuk merubah dalam hal spesifikasi produk, atau departemen
pemasaran meminta corak tambahan pada produk untuk memperoleh beberapa manfaat
bersaing (kompetitif). Sebagai hasilnya, pencarian
informasi tentang sumber alternatif penyalur menjadi sangat diperlukan.
Walaupun atribut faktor tertentu dapat digunakan untuk mengevaluasi para
penyalur, mungkin ada ketidak-pastian mengenai penyalur yang dapat diketahui
dengan cara yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya menyangkut pembelian
perusahaan. Bagaimanapun, yang dimodifikasi pada situasi pembelian kembali
terjadi kebanyakan ketika perusahaan pembelian tidaklah dicukupi dengan kinerja
(keberhasilan) dari para penyalur yang
ada.
Kebanyakan suatu multi produk, perusahaan multi penempatan memutuskan untuk
merubah riset pemasaran perusahaan yang ada sebab perusahaan tidaklah cukup
dengan laporan kualitas yang disampaikan
oleh riset pemasaran perusahaan pada produk bahan kimia. Perusahaan telah
merencanakan untuk menganeka ragamkan dan tekun (giat) untuk mendapat/kan
informasi pada persaingan, (kompetisi) , pelanggan potensial, peramalan
permintaan jangka panjang, dan lainnya, dari laporan survei pemasaran.
Bagaimanapun, informasi yang didapat dari laporan riset pemasaran perusahaan
adalah tidak akurat dan samar-samar. Oleh karena para eksekutif Senior
dari perusahaan, memutuskan untuk
mengganti supplier (penyalur) yang ada.
Pada pembelian ulang dengan penyesuaian ini juga
menerangkan situasi dimana pembeli menginginkan penyesuaian dari berbagai hal
seperti spesifikasi produk, harga, persyaratan pengiriman dan persyaratan lain.
Dalam kondisi ini, pemasok atau supplier lama merasa
cemas dan harus berusaha mempertahankan alasan mereka mengenai apa yang mereka
jual kepada perusahaan. Kemudian pemasok baru akan berupaya memanfaatkan
kesempatan tersebut untuk mengajukan penawaran yang lebih menarik untuk
mendapatkan peluang atau celah penjualan untuk produk dan jasa mereka.
3. Pembelian Ulang Langsung
( atau langsung pembelian kembali )
Situasi ini terjadi ketika
organisasi pembelian memerlukan jasa atau produk tertentu yang secara
terus-menerus (rutinitas) dimana produk/jasa pernah terbeli pada masa lalu.
Dalam hal situasi yang demikian, organisasi pembelian memesan lagi atau
mengulangi tempat pemesanan dengan para penyalur yang sekarang dengan menyediakan
materi seperti masa lalu . Ini berarti bahwa produk, harga, periode penyerahan,
dan terminology (cara) pembayaran merupakan sisanya dari pemesanan kembali, per
pesanan pembelian yang asli. Ini adalah suatu keputusan rutin dengan resiko
rendah dan lebih sedikit informasi yang diperlukan, dan diatasi oleh seorang
eksekutif yunior pada departemen pembelian. Pada umumnya, perusahaan pembelian
tidak merubah para penyalur yang ada jika kinerja keberhasilan mereka (pada
ukuran-ukuran kinerja yang dibentuk atau ditetapkan perusahaan) sangat
memuaskan.
Para pemasok atau supplier
yang telah lama beroperasi memberikan pelayanan berypa menjaga kualitas produk
dan jasa. Dan mereka kadang menawarkan sistem otomatis pemesanan ulang untuk
menghemat waktu dan biaya.
Para pemasok atau supplier
baru akan berupaya menawarkan sesuatu yang baru agar perusahaan pembeli
mempertimbangkan sejumlah pembelian kepada mereka walaupun dalam jumlah
pemesanan yang kecil dahulu dan akan dilanjutkan dengan berusaha meningkatkan
kuantitas atau jumlah penjualan pada perusahaan tersebut.
4. Teknik Pembelian
a. Pembelian cara biasa
Cara pembelian
ini adalah cara pembelian konvensional yang ditempuh dalam kegiatan pembelian untuk
memenuhi kepeluan biasa. Rutin, atau pembelian yang direncanakan atau tidak
direncanakan jauh hari sebelumnya, yaitu dengan menggunakan surat pesanan.
b. Pesanan selimut
Pesanan selimut
atau blanket order atau blanket purchase ordrermendasarkan pesanan atau
pembelian persatuan pasti selama waktu tertentu.
c. Pembelian atas dasar konsinyasi
Dalam cara konsinyasi
ini, pembeli tidak menanggung resiko finansial atas kentersediaan barang yang
dibeli, yang memiliki barang selama belum dipakai oleh pembeli adalah penjual.
d. Pembelian tepat waktu
Pada teknik ini
yang pertama kali dilakukan adalah membatasi jumlah pemasok dengan menyeleksi
penjual. Pada teknik ini pembelian harus tepat waktu dan mutunya harus terjamin
karena pembelian ini berusaha meniadakan persediaan.
e. Sistem kontrak
Sistem kontrak
merupakan variasi dalam pembelian tepat waktu. Dalam pembelian jenis ini,
teknik pembelian ditekankan pada pembelian dan pengisisan kembali persediaan
barang yang keperluannya berulang dengan mengurangi biaya dan waktu
administrasi.
f. Cara-cara lain
1) Pesanan telepon
2) Pesanan secara elektronik
3) Wesel perintah pembelian
4) Pembelian kas kecil
5) Pembelian dengan kartu kredit
6) Pembelian secara terus menerus.
5. Buying Centre (Pusat
Pembelian)
Pusat pembelian
kadang-kadang dikenal sebagai Unit / Satuan Pengambil Keputusan atau Kelompok
Pembelian. pusat Pembelian atau satuan pengambil keputusan adalah suatu alat
yang bermanfaat untuk menjawab pertanyaan sbb :
" Siapa yang terlibat didalam keputusan pembelian pada suatu
organisasi industri?"
Hal itu digambarkan sebagai tubuh dari semua kelompok atau individu yang
mengambil bagian di dalam proses keputusan pembelian dan siapa yang mempunyai
objek yang saling ketergantungan dan berbagai resiko umum.
Sebelum
mengidentifikasi kelompok dan individu yang terlibat didalam proses pengambilan
keputusan Pembelian, adalah hal penting untuk memahami peranan dari anggota
pusat pembelian. Pemahaman tentang peranan dari pusat pembelian akan membantu
pemasar industri untuk mengembangkan suatu strategi promosi yang efektif.
Peranan Pusat Pembelian
Ada 6 peranan
pada anggota Pusat Pembelian, peranan itu adalah :
1.
Para Pemrakarsa
Kategori ini meliputi individu yang pertama kalinya
mengenali suatu masalah atau suatu kebutuhan, yang bisa dipecahkan dengan
pembelian pada produk atau jasa. Para Pemrakarsa bisa siapapun yang berada di
dalam perusahaan pembelian. Sering, para pemakai suatu produk atau jasa bermain
dalam peranan pada pemrakarsa.
2.
Para Pembeli
Tanggung-jawab atau Peran Utama para pembeli adalah:
a.
Memperoleh pembatasan (atau
penawaran) dari para penyalur.
b.
Evaluasi dan pemilihan (seleksi) Penyalur
c.
Negosiasi
d.
Proses pesanan pembelian
e.
Mempercepat penyerahan dan penyerahan normal
(umum)
f.
Menerapkan kebijakan pembelian pada organisasi
Yang pada umumnya, mereka yang melakukan pembelian (atau
material) adalah para eksekutif dan pegawai.
3.
Para Pemakai
Ini meliputi individu yang menggunakan jasa atau produk
yang akan dibeli. Seringkali para pemakai melakukan peranan dari para pemrakarsa. Pengaruh dari para pemakai di dalam keputusan pembelian
mungkin bertukar-tukar dari peranan sebagai pelengkap atau peranan yang utama.
Mereka boleh menggambarkan spesifikasi dari
produk diperlukan. Mereka mungkin adalah para pekerja dipertokoan,
insyinyur pemeliharaan , atau insinyur R & D.
4.
Para Pengaruh
Mereka menjadi individu yang bisa mempengaruhi keputusan
pembelian. Biasanya, orang-orang teknis ( seperti insinyur disain, insinyur
pengendalian mutu) mempunyai suatu pengaruh
yang substansi pada keputusan pembelian. Sekali waktu individu di luar organisasi itu , seperti tenaga ahli atau
konsultan, memainkan peranan sebagai para pengaruh dengan menggambar kan
spesifikasi produk atau jasa.
5.
Para Penentu Pembelian
Keputusan
pembelian yang nyata adalah dibuat oleh penentu pembelian. Penentu pembelian
mungkin merupakan satu satu individu dilibatkan di dalam keputusan pembelian. Merupakan hal sangat penting untuk mengidentifikasi
penentu pembelian, walaupun kadang-kadang mungkin merupakan tugas yang sulit.
Biasanya, untuk pembelian yang rutin,
pembeli (atau membeli eksekutif)
mungkin menjadi penentu pembelian. Tetapi, untuk penilaian yang tinggi (sulit)
dan produk secara teknis kompleks, para eksekutif senior menjadi penentu
pembelian.
6.
Para Penjaga Pintu
Mereka menjadi individu yang bisa mengendalikan (atau
menyaring) alir informasi mengenai produk dan jasa kepada anggota dari pusat pembelian. Kadang-Kadang penjaga pintu
boleh mengendalikan pertemuan-pertemuan orang-orang (masyarakat) penjualan
dengan anggota dari pusat pembelian.
Penjaga pintu kadang para orang yunior atau asisten yang berkait dengan manajer
pembelian (atau material).
Pemasar
industri, setelah memahami peranan dari
anggota pusat pembelian, harus meng-identifikasi individu dan kelompok
yang menjadi anggota pusat pembelian.
Penekanan di dalam pusat pembelian adalah pada kelompok
yang berorganisasi, yang merupakan area yang fungsional, yang mengambil bagian
di dalam proses pengambilan keputusan untuk pembelian.
6. Evaluasi
Kapabilitas Pemasok
Secara umum, pengertian rantai pasok adalah gambaran yang menjelaskan
bagaimana suatu organisasi (pemasok, manufaktur, distributor, pengecer dan
pelanggan) saling berhubungan. Rantai pasok memiliki sifat dinamis namun
melibatkan tiga aliran yang konstan, yaitu aliran informasi, produk dan uang.
Tujuan utama dari setiap rantai pasok adalah memenuhi kebutuhan konsumen
dan menghasilkan keuntungan (Chopra dan Meindl, 2007). Tujuan utama dari setiap
rantai pasok adalah memenuhi kebutuhan konsumen dan menghasilkan keuntungan.
Rantai pasok yang terintegrasi akan meningkatkan keseluruhan nilai yang
dihasilkan oleh rantai pasok tersebut. Rantai pasok mampu menyesuaikan
perubahan yg terjadi pada pasokan dan permintaan. Untuk mengetahui kinerja
rantai pasok, perlu dilakukan adanya pemantauan dan pengendalian pada setiap
aktifitas sehari-hari yaitu mencakup responsiveness dan efficiency.
Secara umum sebagian besar perusahaan menilai pemasok hanya berfokus pada
harga barang, kualitas barang, dan ketepatan waktu pengiriman yang diberikan
tanpa melihat pengaruh ke total biaya. Seringkali penilaian pemasok membutuhkan
berbagai kriteria lain yang dianggap penting oleh perusahaan.
Adapun kriteria – kriteria penilaian untuk evaluasi pemasok ini mengarah
pada profil ideal untuk pemasok yaitu (Kusumawati, 2010):Pengiriman, Kualitas
dan ketahanan uji, Harga, Ketanggapan, Lead
Time, Lokasi, Kemampuan Teknis, Rencana investasi Research & Development, dan Stabilitas keuangan dan bisnis.
Sebelum menentukan keputusan yang diambil, seorang analisis biasanya melakukan
prosedur penilaian terhadap permasalahan yang ada yang dapat diklasifikasikan
sebagai berikut (Kusumawati, 2010): (1) Berdasarkan penilaian ekonomis, terdiri
dari metode payback, ROI, teknik cash flow. Penilaian ini memiliki
keuntungan yaitu data yang diperlukan sedikit berdasarkan intuisi, sedangkan
kerugiannya yaitu tidak meliputi strategi, memerlukan satu sasaran tunggal
serta mengabaikan keuntungan lain seperti kualitas dan fleksibilitas. (2)
Berdasarkan strategi terdiri dari: teknik kepentingan, sasaran bisnis,
keuntungan bersaing dan research &
development. Keuntungannya yaitu data yang diperlukan sedikit dan menggunakan
sasaran umum perusahaan, sedangkan kerugiannya yaitu hanya bisa digunakan untuk
keputusan jangka panjang. Penilaian perusahaan sebagaimana dimaksud dapat
dilakukan melalui 2 tahap, yang pertama penilaian berdasarkan data-data
perusahaan. Biasanya data ini dipersiapkan oleh perusahaan dalam bentuk profil
perusahaan yang akan menjadi pemasok. Setelah data dipelajari dengan baik dan
ditemukan kesesuaian, maka tahap yang berikut adalah tahap kunjungan perusahaan
untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Setelah kunjungan dilakukan dan
kondisi sebenarnya perusahaan sudah diketahui dengan baik, maka perusahaan
tersebut dapat ditetapkan sebagai perusahaan pemasok. Untuk memperoleh sumber
informasi yang tepat perusahaan harus mengadakan penilaian pemasok secara terus
menerus untuk mendapatkan pemasok yang baik.
Pemasok yang baik adalah pemasok yang (Bailey et al, 1994):Mengirimkan
barang tepat waktu, Menetapkan kualitas dengan konsisten, Memberikan harga yang
terbaik, Mempunyai latar belakang yang baik dan stabil, Memberikan layanan
purna jual yang baik, Memberikan pelayanan persediaan yang baik, Melakukan apa
yang akan dilakukan, Memberikan jasa konsultasi teknis, Selalu menginformasikan
perkembangan proses kepada konsumen. Sedangkan secara garis besar, tujuan dari
penilaian pemasok adalah: Mengetahui kinerja pemasok, dengan melakukan
penelitian secara terus-menerus, Membantu perusahaan untuk menentukan dengan
pemasok mana yang akan dilakukan kerja sama untuk kedepannya dan yang terbaik
saat ini, dan Memberikan umpan balik untuk perbaikan kinerja selanjutnya.
7. Perilaku Pembelian : The Webster And Wind
Model And The Sheth Model
Sejak tahun 1960-an, perilaku pembelian organisasional menjadi isu
kajian. Periode ini merupakan awal perkembangan disiplin perilaku pembelian
organisasional. Hasil-hasil studi tentang perilaku pembelian organisasional
berkisar pada pemodelan umum tentang perilaku pembelian organisasional (Webster
dan Wind, 1972; Sheth, 1973). Pada tahun 1970-an kajian tentang perilaku
pembelian organisasional mengalami perkembangan yang signifikan. Perkembangan
ditunjukan dalam periodisasi kajian bidang perilaku pembelian organisional.
Tahun 1970-an studi-studi perilaku pembelian organisasional berorientasi pada
penjelasan diskriptif melalui pemodelan umum perilaku pembelian organisasional.
Hasil studi pada periode ini ditunjukan dengan munculnya beberapa konsep dan
model umum yang menjadi dasar kajian perilaku pembelian organisasional dalam
perspektif ekonomi, organisasi dan keperilakuan (Webster & Wind, 1972;
Sheth, 1973 dan Wilson, 1978).
Model Howard Dan Sheth
Model Howard –Sheth akan digambarkan dalam sebuah rangkaian perilaku
konsumen yang menjelaskan tentang bagaimana proses pengambilan keputusan
pembelian terjadi sejak munculnya stimulus ,persepsi ,proses belajar sampai
pengambilan keputusan pembelian bahkan terjadinya pengulangan pembelian .
Model Howard dan Sheth tentang perilaku membeli berisi empat elemen pokok
yaitu: (1) bahan / input, (2) proses intern, (3)hasil/output dan (4) pengaruh
eksogen. 1). Bahan/Input .Sebagai bahan dari model tersebut adalah berupa
dorongan dari sumber pemasaran (termasukperiklanan) dan lingkungan sosial
(yaitu kelas-kelassosial). 2). Proses Intern Dalam model Howard dan Sheth,
proses intern dari pembeli digolongkan dalam dua bagian, yaitu: (1)pengamatan,
dan (2) belajar. Kedua variabel tersebutmempunyai susunan berurutan. Seseorang
dapat belajar dari suatu pengamatan lebih dahulu 3). Hasil/OutputSebagai hasil
dari model Howard dan Sheth adalahkeputusan untuk membeli. 4). Pengaruh Eksogen
Terdapat variabel-variabel eksogen yang ikutmempengaruhi perilaku pembeli
meskipun pengaruhnya tidak terlalu besar. Variabel-variabel tersebut adalah:.
Pentingnya pembelian, Sifat kepribadian, Status keuangan,Batasan waktu. Faktor
sosial dan organisasi,kelas sosial dan Kebudayaan . Dalam model ini input
(ransangan/stimuli) merupakan dorongan (stimuli) yg ada dalam lingkungan
konsumen terdiri dari dorongan komersial dari pemasar dan dorongan sosial.
Dorongan komersial adalah dororngan signifikaatif yang berupa merek dan stimuli
simbolik yang berhubungan dengan kegiatan periklanan perusahaan.
Dorongan sosial adalah komunikasi dari mulut kemulut yang terjadi dalam
keluarga, kelas sosial, dan kelompok referensi, yang merupakan input yang
sangat efektif untuk sebuah keputusan pembelian. Sementara itu Perceptual Construcs terdiri dari proses
intern konsumen menggambarkan proses hubungan antara input dan output
pembelian. a. susunan pengamatan (perceptual
contruct) terdiri dari perhatian yg dipengaruhi oleh yang mendorong (stimulus ambiquity) , sikap pengamatan
dan penyelidikan konsumen.b. Susunan balajar (learning construct) yg terdiri dari motif,pemahaman merek,
criteria pemilihan, maksud /tujuan untuk membeli, keyakinan dan kepuasan .
Model Howard-Sheth menghasilkan output yang berupa keputusan untuk
membeli. Tujuan adalah kecenderungan konsumen untuk membeli merek yg paling
disukai. Sikap merupakan penilai konsumen tentang kemampuan merek memuaskan
kebutuhan. Pemahaman merek adalah sejumlah informasi yg dimiliki konsumen
tentang suatu produk tertentu. Perhatian adalah tanggapan terhadap informasi yg
masuk. Apa yang dikemukanakan oleh Howard-Sheth hampir serupa dengan dengan
model AIDA (attention, interest, desire,
dan action) dalam iklanan.
Dalam model ini variable-variabel exsogen (exogenous variables) turut mempengaruhi perilaku konsumen meskipun
pengaruhnya tidak begitu besar. Terdapat 3 (tiga) macam dalam pemecahan masalah
dan pengambilan keputusan pembelian , yaitu:a. Pemecahan masalah yg luas, yaitu
pengambilan keputusan dimana pembeli belum mengembangkan criteria pemilihan.b.
Pemecahan masalah terbatas, yaitu situasi yg menunjukkan bahwa pembeli telah
memakai criteria pemilihan, tapi ia belum memutuskan merek apa yg terbaik c.
Pemecahan masalah berulang kali, yaitu pembeli telah menggunakan criteria
pemilihan dan telah pula menetapkan produknya. Model Howard-Sheth ini lebih
menitik beratkan pada pembelian ulang dan menggambarkan dinamika perilaku
pembelian selama satu periode. Menurut model ini seseorang mempunyai motif,
pandangan, dan dapat mengambil keputusan melakui proses belajar. Dengan melakukan
pembelian ulang maka proses pengambilan keputusan menjadi lebih sederhana.
Kesimpulan :
Tujuan umum
pembelian adalah memandu pembeli hingga mereka mendapatkan barang atau jasa
yang mereka inginkan Disamping tujuan umum, terdapat sembilan tujuan khusus
yang diungkapkan oleh Michel R. Leenders, yaitu: a) Provide an uninterrupted flow of materials, supplies, and services
required to operate the organization,
b) Keep inventory investment and loss
at minimum, c) Maintain and improve
quality, d) Find or develop competent
suppliers, e) Standardize, where
possible, the item bought, f) Puchase
required items and service at lowest total cost, g) Achieve harmonious, productive working relationship with other functional
areas within the organization, h) Accomplish
the purchasing objectives at the lowest possible level of administrative costs,
i) Improve the organization’s competitive
position.
Proses
Pengambilan Keputusan Pembelian Industri “Buyphases”
(ada 8 tahap / langkah ) sbb :1) Kenali
suatu masalah atau kebutuhan, 2) Penentuan terhadap aplikasi atau karakteristik tentang kualitas produk
yang diperlukan, 3) Pengembangan terhadap spesifikasi atau deskripsi produk
yang diperlukan, 4) Carilah
dan mengkualifikasikan dari para penyalur yang potensial, 5) Memperoleh dan menganalisa proposal penyalur,
6) Evaluasi terhadap proposal dan
seleksi (pemilihan) para penyalur, 7) Seleksi (pemilihan) dari rutinitas pesanan, 8) Pencapaian Umpan balik dan evaluasi pos-pos pembelian.
Ada 3 tipe umum dalam situasi pembelian, disebut : “buyclasses” ,
yaitu :Pembelian baru (tugas baru), pembelian ulang dengan penyesuaian ( mungkin
adanya perubahan pada penyalur atau
dimodifikasi pembelian kembali ), dan pembelian ulang
langsung ( atau langsung pembelian kembali ).
Terdapat beberapa teknik pembelian, yaitu :a)
Pembelian cara biasa, b) Pesanan selimut, c) Pembelian
atas dasar konsinyasi, d) Pembelian tepat waktu, e) Sistem
kontrak, f) Cara-cara lain (pesanan telepon, pesanan secara elektronik, wesel perintah pembelian, pembelian kas kecil, pembelian dengan kartu kredit, pembelian
secara terus menerus.
Ada 6 peranan pada anggota Pusat Pembelian,
peranan itu adalah : Para
pemrakarsa, para pembeli, para pemakai, para pengaruh, para penentu pembelian,
para penjaga pintu
Adapun kriteria – kriteria penilaian untuk evaluasi pemasok ini mengarah
pada profil ideal untuk pemasok yaitu (Kusumawati, 2010):Pengiriman, Kualitas
dan ketahanan uji, Harga, Ketanggapan, Lead
Time, Lokasi, Kemampuan Teknis, Rencana investasi Research & Development, dan Stabilitas keuangan dan bisnis.
Sedangkan secara garis besar, tujuan dari penilaian pemasok adalah:
Mengetahui kinerja pemasok, dengan melakukan penelitian secara terus-menerus,
Membantu perusahaan untuk menentukan dengan pemasok mana yang akan dilakukan
kerja sama untuk kedepannya dan yang terbaik saat ini, dan Memberikan umpan
balik untuk perbaikan kinerja selanjutnya.
Model Howard –Sheth akan digambarkan dalam sebuah rangkaian perilaku
konsumen yang menjelaskan tentang bagaimana proses pengambilan keputusan
pembelian terjadi sejak munculnya stimulus ,persepsi ,proses belajar sampai
pengambilan keputusan pembelian bahkan terjadinya pengulangan pembelian .
Model Howard-Sheth menghasilkan output yang berupa keputusan untuk
membeli. Tujuan adalah kecenderungan konsumen untuk membeli merek yg paling
disukai. Sikap merupakan penilai konsumen tentang kemampuan merek memuaskan
kebutuhan. Pemahaman merek adalah sejumlah informasi yg dimiliki konsumen
tentang suatu produk tertentu. Perhatian adalah tanggapan terhadap informasi yg
masuk. Apa yang dikemukanakan oleh Howard-Sheth hampir serupa dengan dengan
model AIDA (attention, interest, desire,
dan action) dalam iklanan.
Sumber :
Heru Purnomo SE, MM “Manajemen Pemasaran Industri ”
Zahir, Saktiva Moryza. 2014. EVALUASI KINERJA PEMASOK
DENGAN METODE ANALYTICHIERARCHY PROCESS. Jurnal OE, Volume VI, Maret No.
1.
Handayani, SB. 2012. MODEL HOWARD & SHETH SEBAGAI
ALTERNATIF MEMAHAMI PERILAKU KONSUMEN DALAM MANAJEMEN PEMASARAN. Dharma
Ekonomi STIE Dharmaputra Semarang No. 35 / Th XIX / April 2012.
Suryandi, 2011. Peranan Sistem Informasi Akuntansi Terhadap
Pengendalian Intern Aktivitas Pembelian Bahan Baku Guna Mencapai Penyerahan
Bahan Baku yang Tepat Waktu (Studi Kasus pada Perusahaan “X” Bandung). Akurat
Jurnal Ilmiah Akuntansi Nomor 06 Tahun ke-2 September-Desember 2011.
Do you have difficulty in writing assignment? Here is the solution! opt for our assignment help service and get a high-quality assignment within the set deadline. ABC assignment help has a team with expertise and experience in online assignment help. Our team has professionals with relevant industry experience. So, we have a knowledgeable master for writing an assignment
BalasHapusIt is not a big problem if you are facing some technical issues with your Quickbooks subscription lately. You can get resolution of all issues related to Quickbooks by merely contacting our Quickbooks support center. quickbooks online
BalasHapusNice very lovely post thanks for posting this! 토토사이트
BalasHapusVery fantastic and educative blog, everything is very open with a precise description of the challenges, your site is very useful and i found enormous joy reading through. Thanks for sharing! ifotech post jamb
BalasHapuswebgirls.pl In relation to combating infections, sufferers often times have their work reduce for these people. It is because infections can certainly grow to be chronic and on-going. Bearing that in mind, in this post, we will provide a wide range of among the best confirmed candidiasis therapy and elimination ideas around.
BalasHapushttps://gameboot.xyz You can see them on periodicals and so on TV, people who appear to be their arms and thighs will explode as his or her muscle tissue are really massive! There is no require for you to acquire the body to that particular stage in the event you don't want to, as the straightforward strategies in this article will help you construct muscle tissue within a wholesome manner.
BalasHapus
BalasHapusHello I am john Smith. Do you have any difficulty with How to Fix Yahoo Email Error? No worry at all. We can help you any Yahoo Email Error.
Yahoo Customer Service number
How to Fix Yahoo Email Error
How to Activate NetSpend Card without SSN ?
BalasHapusCheck Now
How to activate Netspend card without SSN
BalasHapusAre you facing a problem with
How to activate Chime card without app
? Don't worry. Here you will get instant steps by following which you can easily fix problem within a few minutes.
BalasHapusThank you for sharing this useful Post. If You have any issue with Cash app Refund Please read my post Cash app refund
BalasHapusDelete Cash App account ??
If you have any problems related to the Cash app account then feel free to contact the Cash App customer service. read my blog : - How to delete Cash App account
Thank you for sharing the powerful article. Visit pogil college of health technology admission form portal
BalasHapus